Padang (ANTARA) - Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mengetengahkan tema "Bebas Aktif: Ujian di Tengah Rivalitas Amerika Serikat dan China" dalam seminar nasional yang diselenggarakan secara daring pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Tema tersebut sangat penting untuk mengingatkan kita akan kebijakan PLNRI (politik luar negeri Republik Indonesia) Bebas Aktif dalam percaturan global," kata Ketua HIMAHI UINSA Muchammad Syahrulloh saat membuka webinar tersebut.
PLNRI Bebas Aktif, jelas dia, harus terus digaungkan di kalangan generasi muda, terutama para mahasiswa jurusan Hubungan Internasional agar lebih memahami prinsip-prinsip netralitas Indonesia dalam pergaulan global sebagaimana hasil pemikiran para pendiri bangsa.
Seminar yang diikuti sekitar 100 peserta dari kalangan mahasiswa, jurnalis, dan masyarakat umum tersebut menghadirkan Kepala LKBN ANTARA Biro Beijing periode 2016-2023 M Irfan Ilmie sebagai pembicara utama.
"Meskipun banyak yang mempertanyakan, kebijakan Bebas Aktif yang dicanangkan proklamator Soekarno-Hatta masih tetap relevan hingga saat ini," kata Ketua Ikatan Mahasiswa Hubungan Internasional (Imahi) Universitas Darul 'Ulum Jombang periode 1997-1998 itu.
Dalam menghadapi rivalitas sengit antar-dua negara ekonomi terbesar di dunia AS-China di bawah kepemimpinan Donald Trump-Xi Jinping yang berlanjut hingga perang dagang secara tebuka itu, papar Irfan, Indonesia harus tetap berpegang teguh pada kebijakanpolitik Bebas Aktif.
"Kita punya sejarah kelam pada era 1960-an manakala kita berupaya mengingkari kebijakan Bebas Aktif tersebut," lanjut dia.
Persaingan global saat ini yang mirip dengan situasi era Perang Dingin yang menjadikan dunia menjadi dua blok besar, menurut Irfan, kebijakan Bebas Aktif bisa diterapkan secara fleksibel. Kebijakan tersebut sejalan dengan keberadaan Indonesia sebagai perintis berdirinya Gerakan Non Blok dalam menghadapi Perang Dingin.
"Dengan AS dan China, Indonesia sebenarnya sudah bisa menyeimbangkan hubungan bilateralnya. Di bidang militer, Indonesia memiliki kerja sama yang sangat erat dengan AS. Di sektor ekonomi, Indonesia juga sangat baik hubungan bilateralnya dengan China," pungkasnya