Sebagian lahan pertanian di Tanah Datar terancam kekeringan, 5,25 hektare dinyatakan puso

id pertanian di Tanah Datar terancam kekeringan,Tanah Datar, Sumatera Barat

Sebagian lahan pertanian di Tanah Datar terancam kekeringan, 5,25 hektare dinyatakan puso

Hamparan sawah di Kabupaten Tanah Datar (Antara/Etri Saputra)

Batusangkar (ANTARA) - Musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mulai berdampak pada sektor pertanian di daerah itu.

Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Pertanian Tanah Datar, 10,25 hektare lahan pertanian di Kecamatan Sungai Tarab sudah dinyatakan kekeringan.

"Dari total luas lahan yang terdampak tersebut, 5,25 hektare lahan yang sudah ditanam padi telah dinyatakan puso atau gagal panen," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanah Datar Rony Wijaya di Batusangkar Kamis.

Rony mengatakan, kerugian akibat puso tersebut menyebabkan hilangnya sekitar 27,3 ton gabah kering. Hal itu tentu juga berdampak pada penghasilan para petani di wilayah tersebut.

Tidak menutup kemungkinan, hal yang sama juga terjadi untuk daerah lainnya di Tanah Datar jika tidak turun hujan dalam waktu yang lama.

"Kita tidak bisa menduga-duga, sampai saat ini baru dari Kecamatan Sungai Tarab saja data yang masuk ke kita," kata dia.

Meskipun 5,25 hektare lahan dinyatakan gagal panen, pihaknya tetap optimis kekurangan produksi gabah kering akibat puso ini dapat ditutupi dengan menggenjot hasil panen di wilayah lain yang masih cukup air dan kondisinya relatif aman dari kekeringan.

Sebagai langkah strategis untuk mensiasati lahan pertanian, dia mengimbau para petani untuk mengubah pola dan kebiasaan tanam khususnya dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin sulit diprediksi.

Salah satu pola yang dianjurkan nya adalah dengan memperbanyak penggunaan pupuk organik ketimbang pupuk non organik atau pupuk kimia guna menjaga kesuburan tanah sehingga lebih memiliki daya tahan tanaman terhadap cuaca ekstrem.

"Pernah kita lakukan perbandingan sawah yang menggunakan pupuk organik dengan pupuk kimia. Sawah yang menggunakan pupuk kimia akan mengalami retak di saat musim kemarau, sedangkan sawah yang menggunakan pupuk organik sawahnya tidak retak bahkan memiliki tanah yang lembab," jelas dia.

Pewarta :
Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
OSZAR »