Kepulauan Mentawai (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat menggelar pelatihan pembuatan atribut tradisional Mentawai sebagai upaya pelestarian warisan budaya tak benda di Homestay Mapaddegat, Kecamatan Sipora Utara.
Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Jakop Saguruk saat membuka kegiatan pelatihan, Senin mengatakan pelestarian budaya harus dimulai dari kesadaran masyarakat akan nilai tradisi lokal, termasuk keterampilan membuat atribut khas seperti kalung inu, ikat kepala luat, dan aksesoris tradisional lainnya.
"Merangkai atribut seperti kalung inu tidak mudah, dibutuhkan ketenangan dan ketelitian. Di sanalah letak nilai seni dan nilai ekonominya. Budaya ini harus terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda," ujarnya.
Jakop juga menyoroti pentingnya kelembagaan dalam mendukung pelestarian budaya.
Ia berupaya terus mendorong terbentuknya lembaga khusus yang mewadahi para pelaku seni budaya Mentawai.
"Kalau ada lembaga yang menaungi, pemerintah bisa lebih mudah mengalokasikan anggaran, baik dari pusat, provinsi, maupun daerah," katanya.
Selain itu, ia menekankan perlunya integrasi budaya Mentawai ke dalam kurikulum sekolah melalui program Budaya Mentawai (Bumen).
"Kita dorong dari tingkat SD hingga SMA. Anak-anak harus mengenal dan bangga terhadap budayanya sendiri. Ke depan, kalau sudah ada Perda, pembelajaran budaya lokal bisa dimasukkan secara resmi ke dalam kurikulum," kata Jakop.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Kepulauan Mentawai Aban Barnabas mengatakan pelatihan yang diikuti sekitar 50 peserta, terdiri atas guru SD, SMP, pelaku seni dan sanggar budaya dari wilayah Sipora, bertujuan untuk melestarikan budaya antargenerasi dan peningkatan kapasitas kemampuan pembuatan seni.
“Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas guru dan pelaku seni dalam membuat atribut tradisional agar bisa ditularkan kembali kepada siswa di sekolah masing-masing. Tidak semua guru tahu cara membuatnya, jadi pelatihan ini sangat penting,” ujar Aban.
Langkah ini konkret dilakukan guna memperkuat eksistensi budaya Mentawai di tengah arus modernisasi.